Inspirasi Kisah Nyata Seorang Guru
seribukupai.com - Bacalah pelan-pelan kisah nyata ini.
Dari
kisah nyata seorang guru.Di suatu sekolah dasar, ada seorang guru yang
selalu tulus mengajar dan selalu berusaha dengan sungguh-sungguh membuat
suasana kelas yang baik untuk murid-muridnya.
Ketika
guru itu menjadi wali kelas 5, seorang anak–salah satu murid di
kelasnya– selalu berpakaian kotor dan acak-acakan. Anak ini malas,
sering terlambat dan selalu mengantuk di kelas. Ketika semua murid yang
lain mengacungkan tangan untuk menjawab kuis atau mengeluarkan pendapat,
anak ini tak pernah sekalipun mengacungkan tangannya.
Guru
itu mencoba berusaha, tapi ternyata tak pernah bisa menyukai anak ini.
Dan entah sejak kapan, guru itu pun menjadi benci dan antipati terhadap
anak ini. Di raport tengah semester, guru itu pun menulis apa adanya
mengenai keburukan anak ini.
Suatu hari, tanpa
disengaja, guru itu melihat catatan raport anak ini pada saat kelas 1.
Di sana tertulis “Ceria, menyukai teman-temannya, ramah, bisa mengikuti
pelajaran dengan baik, masa depannya penuh harapan,”
“..Ini
pasti salah, ini pasti catatan raport anak lain….,” pikir guru itu
sambil melanjutkan melihat catatan berikutnya raport anak ini.
Di catatan raport kelas 2 tertulis, “Kadang-kadang terlambat karena harus merawat ibunya yang sakit-sakitan,”
Di kelas 3 semester awal, “Sakit ibunya nampaknya semakin parah, mungkin terlalu letih merawat, jadi sering mengantuk di kelas,”
Di kelas 3 semester akhir, “Ibunya meninggal, anak ini sangat sedih terpukul dan kehilangan harapan,”
Di
catatan raport kelas 4 tertulis, “Ayahnya seperti kehilangan semangat
hidup, kadang-kadang melakukan tindakan kekerasan kepada anak ini,”
Terhentak
guru itu oleh rasa pilu yang tiba-tiba menyesakkan dada. Dan tanpa
disadari diapun meneteskan air mata, dia mencap memberi label anak ini
sebagai pemalas, padahal si anak tengah berjuang bertahan dari nestapa
yang begitu dalam…
Terbukalah mata dan hati guru itu. Selesai
jam sekolah, guru itu menyapa si anak: “Bu guru kerja sampai sore di
sekolah, kamu juga bagaimana kalau belajar mengejar ketinggalan, kalau
ada yang gak ngerti nanti Ibu ajarin,”
Untuk pertama kalinya si anak memberikan senyum di wajahnya.
Sejak saat itu, si anak belajar dengan sungguh-sungguh,
prepare dan review dia lakukan dibangkunya di kelasnya.
Guru
itu merasakan kebahagian yang tak terkira ketika si anak untuk pertama
kalinya mengacungkan tanganya di kelas. Kepercayaan diri si anak kini
mulai tumbuh lagi.
Di Kelas 6, guru itu tidak menjadi wali kelas si anak.
Ketika
kelulusan tiba, guru itu mendapat selembar kartu dari si anak, di sana
tertulis. “Bu guru baik sekali seperti Bunda, Bu guru adalah guru
terbaik yang pernah aku temui.”
Enam tahun
kemudian, kembali guru itu mendapat sebuah kartu pos dari si anak. Di
sana tertulis, “Besok hari kelulusan SMA, Saya sangat bahagia mendapat
wali kelas seperti Bu Guru waktu kelas 5 SD. Karena Bu Guru lah, saya
bisa kembali belajar dan bersyukur saya mendapat beasiswa sekarang untuk
melanjutkan sekolah ke kedokteran.”
Sepuluh
tahun berlalu, kembali guru itu mendapatkan sebuah kartu. Di sana
tertulis, “Saya menjadi dokter yang mengerti rasa syukur dan mengerti
rasa sakit. Saya mengerti rasa syukur karena bertemu dengan Ibu guru dan
saya mengerti rasa sakit karena saya pernah dipukul ayah"
Kartu
pos itu diakhiri dengan kalimat, “Saya selalu ingat Ibu guru saya waktu
kelas 5. Bu guru seperti dikirim Tuhan untuk menyelamatkan saya ketika
saya sedang jatuh waktu itu. Saya sekarang sudah dewasa dan bersyukur
bisa sampai menjadi seorang dokter. Tetapi guru terbaik saya adalah guru
wali kelas ketika saya kelas 5 SD.”
Setahun kemudian, kartu pos yang datang adalah surat undangan, di sana tertulis satu baris,
“mohon duduk di kursi Bunda di pernikahan saya,”
Guru pun tak kuasa menahan tangis haru dan bahagia.
----------------
Pelajaran apa yang bisa Anda ambil dari kisah nyata diatas ?
0 Response to "Inspirasi Kisah Nyata Seorang Guru"
Posting Komentar
Pesan, kritik dan saran positif silahkan tulis di kolom komentar